Gbk Jakarta
Dibuka pertama kali pada tahun 1962, Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno dibangun untuk menampung Asian Games ke-4 di Jakarta. Dinamakan “Bung Karno” sebagai penghormatan bagi Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia, yang juga memprakarsai pembangunan kompleks olahraga untuk Asian Games ke-4. Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah yang terbesar dan salah satu stadion tertua di Jakarta dan Indonesia, dan juga salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan stadion serbaguna bertaraf internasional yang juga menjadi landmark ikonik Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno. Setelah renovasi besar-besaran Stadion Utama Gelora Bung Karno yang akan menjadi venue utama Asian Games ke-18 di Jakarta 2018, kini Stadion Utama Gelora Bung Karno berubah menjadi stadion bintang lima, cerdas, terbesar, dan tercanggih di Indonesia, dengan standar internasional oleh UEFA, Stadion Utama Gelora Bung Karno kini resmi menjadi stadion paling terang di dunia dengan total tingkat pencahayaan FOP paling terang 3.500 lux, merupakan salah satu stadion dengan pencahayaan terbaik di dunia.
Jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh the-AFC.com pada April 2020, Indonesia telah dipilih sebagai stadion favorit ASEAN oleh para penggemar. Mengalahkan pesaingnya seperti Stadion Nasional Bukit Jalil (19%), Stadion Australia (11%), Stadion Rajamangala (8%), dan Stadion Nasional My Dinh (4%), Stadion Gelora Bung Karno memperoleh 58% suara untuk menjadi stadion paling ikonik di ASEAN.
Stadion Utama Gelora Bung Karno kini dilengkapi dengan teknologi pintar, seperti Wi-Fi berkecepatan tinggi (indoor dan outdoor stadium), teknologi pengenalan wajah, pintu putar seluruh tubuh dengan kontrol akses, dukungan CCTV 7K kualitas terbaik, lapisan keamanan tiga cincin, otomatis pintu keluar darurat, sound system hingga 80k watt PMPO, royal box dua lantai dengan kaca anti peluru, dan otomatis dikendalikan oleh Building Automation System (BAS). Stadion ini juga dilengkapi dengan track atletik kualitas kelas satu jenis Rekortan M99, bersertifikat IAAF (International Association of Athletics Federations).
Stadion Utama Gelora Bung Karno juga dikenal sebagai stadion hijau dan ramah difabel, dilengkapi dengan sistem drainase lapangan canggih dan panel surya berkapasitas 420 KWP, dan menyediakan ratusan kursi difabel dan akses ramah difabel. Lapangan rumput dilengkapi dengan rumput alam kualitas terbaik jenis Zoysia Matrella, rumput alam standar internasional untuk stadion terbaik. Kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno saat ini ± 78.000 kursi, jenis kursi tunggal flip up. Sistem kursi tunggal dipilih agar sesuai dengan standar keamanan FIFA, yang mengharuskan evakuasi stadion dalam waktu 15 menit jika terjadi keadaan darurat.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Jl. Pintu Satu Senayan, Jakarta 10270
Madya Stadium Gelora Bung Karno (formerly called Small Training Football Field (STTF)) with a capacity of ± 9.170 seats. Madya stadium is an international standard athletic stadium that has an area of 1.75 hectares with a long axis of 176.1 meters, a short axis of 124.2 meters and equipped with 2 (two) tribunes. Madya Stadium Gelora Bung Karno is already equipped with public supporting facilities such as toilets, mosques, sound system, player’s changing room, office spaces, parking area.
The graph on the left below shows the past 7 days ensor hourly data, together with the hourly data from the neighbor devices. The red line represents the hourly readings from the sensor, while the green line represents the median of the hourly readings of the neighbouring stations. The further away the red line is from the green line, the less reliable your sensor is expected to be.
The graph on the right below shows the abnormality probability (Y axis) compared to the average median distance from neighbor devices (X axis).